Selamat Datang di blog komunitas mahasiswa dan alumni Teknik Informatika angkatan 2004 Universitas Teknologi Yogyakarta

Ada Apa Dengan Tes TOEFL UTY (1)

TOEFL (Test Of English as a Foreign Language) adalah sebuah test yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris seseorang yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Test Toefl mungkin tidak asing lagi bagi kita kalangan akademik ini, karena nilai Toefl seringkali dijadikan syarat akademik misalnya untuk kelulusan, beasiswa, diterima kerja dll.

Dikampus kita sendiri nilai Toefl digunakan sebagai pelengkap syarat kelulusan dimana nilai minimal yang harus dicapai agar mahasiswa tersebut dinyatakan lulus adalah 400 untuk tahun 2008 ini. Namun sekarang bukan toefl lagi namanya hal ini berkaitan dengan adanya apa ya.. baca sendiri ah..
Keputusan tersebut diambil semenjak publikasi "Trademark Cautionary Notice" dari ETS (English Test Service), yang memegang lisensi tunggal tes TOEFL, di harian Kompas, 13 April 2007. Dalam peringatan tersebut, dinyatakan bahwa ETS adalah satu–satunya pemegang lisensi tes TOEFL di Indonesia. Karenanya, pernyataan bahwa suatu lembaga menyelenggarakan tes "TOEFL–like" atau "TOEFL Prediction" adalah bentuk pelanggaran hak cipta. Peringatan itu juga mencantumkan ETS akan menempuh jalur hukum jika menemui bentuk–bentuk pelanggaran hak cipta TOEFL tersebut. Buntu publikasi peringatan tersebut ITB memutuskan untuk tidak lagi memberikan tes TOEFL–like. "Setahu saja bukan hanya ITB," kata Jati, " Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Hasanudin, mengeluarkan keputusan yang sama dengan keputusan ITB"

UPT Pusat Bahasa tetap menyelenggarakan tes TOEFL tapi merupakan tes TOEFL yang resmi dikeluarkan oleh ETS melalui IIEF, Indonesian–International English Foundation. Tes ini memang tidak seharga Rp 55.000,– seperti tes TOEFL–like yang ditawarkan UPT Pusat Bahasa sebelum–sebelumnya. Tes TOEFL yang satu ini biaya tesnya mencapai Rp 275.000,–. TOEFL ini merupakan TOEFL Institutional yang resmi; dicap sebagai TOEFL.ITP (TOEFL Institutional Test Program). Tes TOEFL hanya akan diselenggarakan jika minimum kuota pengambilan tes tercapai. "Kalau terkumpul 12 orang, baru TOEFL kita selenggarakan," tutur Jati, "Kami terpaksa harus begitu karena kami menyamakan kuota minimum IIEF."

Nggak tahu sekarang istilahnya apa ato mungkin sekarang justru mengadopsi IELTS mengingat beberapa rekan2 mengatakan sekarang ada speakingnya juga.

Dulu saya sendiri udah pernah mengikuti Toefl di UTY, yang pertama gak lulus hanya 384 dan yang kedua lulus dengan score 417 meski dengan sedikit insiden kecil, hehehe. Untuk bisa meraih score yang tinggi pada Toefl wajarnya ya kita harus belajar bahasa ing-
gris disamping ada banyak trik2 untuk meraih score yang tinggi, namun intinya kembali kepada kemampuan kita dalam berbahasa Inggris.

Yang jadi pertanyaan besar sekarang adalah kenapa seorang Hafid Mukhlasin (hehehe) seorang administrator yang sering melontarkan "Curhat Garis Kerasnya" menulis tentang Toefl. Ikuti wawancara saya dengan Hafid berikut ini : (hehehe)

Saya : "Apa alasan mas hafid nulis tentang Test Toefl di UTY?adakah kontroversi atau kejanggalan yang terjadi pada Test Toefl di UTYtersebut!"

Hafid : "Maaf saya luruskan dulu sekarang istilahnya bukan Toefl mas! tapi gak papa lah toh saya sendiri juga kurang tahu apa istilah baru yang digunakan UTY. Jadi alasan saya nulis ini karena ada seorang temen saya bernama 'XYZ' yang baru2 ini tes 'Toefl' untuk syarat kelulusannya namun dia belum berhasil dengan lumayan mengejutkan, skorenya ~360, saya tertarik menulis ini karena beberapa hari sebelum tes dia terlihat cukup percaya diri bahkan sempat ngejek atas keabsahan Toefl saya yang dulu!, saya pikir dia waktu itu tidak sombong, saya pikir dia waktu itu memang punya kemampuan english diatas rata2, namun setelah kejadian ini saya jadi harus berpikir 2 kali tentang 'XYZ' ini"

Saya : "Siapa XYZ itu sebenaranya? bisakah Anda jelaskan! Begitu bencikah Anda dengan dia"

Hafid : "Oh, untuk itu saya tidak bisa menjelaskannya, maaf. Benci? oh nggak sama sekali, cuman dikit kecewa karena dia teman dekat saya. Sebenaranya sebelum Toefl ini dia juga gagal mencapai hasil baik dalam sebuah ujian syarat kelulusan, menanggapi hal ini seorang temen saya yang lain (cewek) bilang kepada saya, 'XYZ nilainya jelek yah??', lalu dia cerita bahwa dia pernah dikecewakan XYZ beberapa hari sebelum ujian tersebut. Dua kejadian yang membuat orang lain kecewa ternyata membawa dampak yang kurang sedap buat XYZ. Saya hanya bisa berpesan sebagai temen hendaknya XYZ lebih menghargai temen!"

Saya : "Apa yang terjadi pada Anda? Aku justru berpikir bahwa bukan hanya itu saja yang membuat Anda menulis artikel ini!"

Hafid : "Ehm. Yup tentu saja, namun aku tidak mau berstatemen lebih jauh tentang ini karena bisa menimbulkan fitnah!"

Saya : "Apa maksud Anda? Adakah yang salah dengan apa dengan test toefl atau panitianya?"

Hafid : "Oh tidak, ini bukan 100% kesalahan test toefl atau panitianya, memang sih tentang itu beberapa waktu lalu ada komentar kurang sedap dari seorang rekan, namun bukan itu, ini justru saya lihat diluar itu!"

Saya : "Ini menarik sekali, bisakah Anda memberikan sedikit bocoran atas apa yang menjadi masalah sebenaranya!"

Hafid : "Hehehe. jika segala sesuatunya telah saya peroleh dengan lengkap maka akan saya expose di blog ini!"